Berbicara mengenai sejarah IPSI maka kita tidak bisa melepaskannya dari sejarah perjalanan bangsa Indonesia, kita tahu bahwa para pendekar silat Indonesia adalah juga pahlawan-pahlawan perjuangan yang hebat. Sebut saja nama-nama seperti Pangeran Dipenogoro, Sultan Hasanuddin, Tuanku Imam Bonjol dan lainnya.
Sebenarnya ide untuk untuk mempersatukan pencak silat sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda, namu saat itu masih dalam skala yang kecil. Sedangkan pada masa pendudukan Jepang tepatnya pada tahun 1943 sempat berdiri organisasi pencak silat bernama Gabungan Pencak Mataram yang diinisiasi oleh beberapa pendekar silat kala itu.
Setelah beberapa tahun pasca kemerdekaan, tepatnya tahun 1947 di Yogyakarta berdiri organisasi pencak silat yang bernama Gabungan Pentjak Silat Seluruh Indonesia (GAPENSI), tujuan utama dari pendirian organisasi ini tidak lain adalah sebagai wadah untuk mempersatukan seluruh aliran pencak silat yang ada di Indonesia. Meskipun saat itu organisasi ini sudah memiliki cita-cita nasional namun karena keterbatasan anggotanya masih bersifat lokal.
Barulah setelah PORI (Persatuan Olahraga Republik Indonesia) sekrang bernama KONI melaksanakan kongres di Solo dibentuklah panitin IPSI (Ikatan Pentjak Soeloroh Inodnesia), saat itu diketuai oleh Mr. Wongsonegoro. IPSI dibawah naungan dari Kementrian Pembangunan dan Pemuda.
sumber: www.serba-indonesia.com |
Setelah beberapa tahun pasca kemerdekaan, tepatnya tahun 1947 di Yogyakarta berdiri organisasi pencak silat yang bernama Gabungan Pentjak Silat Seluruh Indonesia (GAPENSI), tujuan utama dari pendirian organisasi ini tidak lain adalah sebagai wadah untuk mempersatukan seluruh aliran pencak silat yang ada di Indonesia. Meskipun saat itu organisasi ini sudah memiliki cita-cita nasional namun karena keterbatasan anggotanya masih bersifat lokal.
Barulah setelah PORI (Persatuan Olahraga Republik Indonesia) sekrang bernama KONI melaksanakan kongres di Solo dibentuklah panitin IPSI (Ikatan Pentjak Soeloroh Inodnesia), saat itu diketuai oleh Mr. Wongsonegoro. IPSI dibawah naungan dari Kementrian Pembangunan dan Pemuda.
Pada awal tahun 1947, dengan dipelopori oleh Bapak Mr. Wongsonegoro dan pada waktu itu menjabat sebagai Ketua Pusat Kebudayaan Kedua, berkumpullah para pendekar dan wakil dari pemerintah di bidang kebudayaan dan olahraga, kemudian berhasil membentuk Panitia Persiapan Persatuan Pencak Silat Indonesia. Panitian ini diberi tugas untuk mempersiapkan terbentuknya wadah oraganisasi-organisasi pencak silat di Indonesia dengan segala kelengkapannya. Organisasi ini pertama kali bernama: Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia atau biasa juga disingkat dengan "IPSSI".
IPSSI terbentuk pada tanggal 18 Mei 1948, dengan susunan Pengurus Besarnya sebgai berikut:
- Ketua Umum: Mr. Wongsonegoro
- Wakil Ketua: Suria Atmaja
- Penulis Umum: Marjoen Soedirohadiprojo
- Bendahara: Soeratno Sasrohamidjojo
Kemudian pada bulan Juni 1948 Pengurus Besar IPSSI dilengkapi dengan:
- Bagian Oragnisasi: Mahdoen Hahir, Dr. Sabar
- Bagian Teknik: Moh. Djoemali, Marijoen Soedirohadiprodjo
- Bagian Ideologi: Mr. Abdoelmadjid
Tugas utama Pengurus Besar IPSSI adalah menyusun Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, menyusun sistem pelajaran pencak silat di sekolah-sekolah, meluaskan organisasi ke daerah-daerah di seluruh Indonesia. Pada kongres IPSSI yang ke I pada bulan Desember 1950 di Yogyakarta telah diputuskan:
- Pengesahan Aggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
- Pengesahan Sistem Pelajaran Pencak Silat untuk sekolah-sekolah
- Perubahan nama organisasi Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia (IPSSI) menjadi Ikatan Pencak Silat Indonesia
- Mengusulkan agar pencak silat menjadi mata pelajaran wajib di Sekolah Rendah, Sekolah Lanjutan Pertama dan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas.
Kegiatan-kegiatan dalam periode kepengurusan 1948 sampai 1973 yang penting-penting adalah:
- Pelaksanaan latihan dan pengajaran pencak silat di sekolah-sekolah dan masyarakat
- Perlombaan pencak silat dalam Pekan Olahraga Nasional III di Medan tahun 1953
- Perlawanan pencak silat dalam misi Kebudayaan Indonesia pada tahun 1955 ke Cekoslavia, Polandia, Uni Soviet, Hongaria, dan Mesir.
- Demonstrasi pencak silat yang disambut meriah dan di beberapa tempat meminta untuk diulang
- Percobaan pertandingan pencak silat di Solo dan Madiun pada tahun 1961
- Perlombaan pencak silat dalam PON V di Bandung tahun 1961
- Kongres IPSI II di Bandung
- Demonstrasi senam massal pencak silat pada Asian Games tahun 1962
- Demonstrasi pencak silat pada Pekan Olahraga Wilayah pada tahun 1965
- Perlombaan pencak silat pada PON VIII di Surabaya tahun 1969
- Penyusunan rancangan Peraturan Pertandingan Olahraga Pencak Silat dan pertandingan-pertandingan percobaan menuju pertandingan PON IX pada tahun 1973.
Pada kongres IPSI IV tahun 1973 di Jakarta, Mr. Wongsenogoro diganti oleh Tjokroapranolo atas pilihan kongres. Kepengurusan Tjokropranoto menghadapi kondisi permasalahan pencak silat yang makin luas, terutama pengembangan pencak silat di dalam bidang olahraga prestasi dan meningkatkan program pencak silat sebagai mata pelajaran intrakurikuler di sekolah.
Keputusan-keputusan pada kongres IPSI IV tahun 1973 di Jakarta antara lain adalah:
- Pengesahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga IPSI;
- Pengesahan Peraturan Pertandingan Pencak Silat yang akan ditetapkan dalam PON VIII tahun 1973 di Jakarta;
- Pengesahan Pengurus Besar IPSI yang baru;
- Mendesak kepada Pemerintah agar pencak silat masuk ke dalam kurikulum sekolah;
- Adanya standarisasi Pencak Silat Nasional;
- Diusahakan terbentuknya Federasi Pencak Silat Internasional;
- Adanya seminar/musyawarah nasional pencak silat;
- Kongres IPSI tahun 1977 ditetapkan di Surabaya.
Susunan Pengurus Besar IPSI hasil kongres IV tahun 1973, adalah sebagai berikut;
- Ketua Umum: Mayjen. Tjokropranolo
- Ketua I: Drs. M.D. Djunaedi
- Ketua II: Jan Van Maanen
- Ketua III: H. Suhari Sapari
- Ketua IV: Komodor Drs. Pamudji
- Sekretaris Jenderal: R. Soetomo, S.H
- Sekretaris I: Januarno
- Sekretaris II: M. Rifa'i Ali.Be.Hk.
- Sekretaris III: Harsojo
- Bendahara I: AKBP. Drs. Soetedjo
- Bendahara II: H. Saali, S.H
Kelengkapan pengurus lainnya diserahkan kepada Pengurus Besar (PB) yang baru. Dalam mengembangkan cabang olahraga pencak silat prestasi, telah dilakukan pembinaan terhadap wasit/juri, pelatih melalui penataran-penataran tingkat nasional dan daerah-daerah. Di bidang pengajaran pencak silat di sekolah-sekolah dikembangkan dalam penyusunan program pengajaran bersama Depsdikbud melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah Pemuda dan Olahraga serta Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.
Melalui Kongres IPSI IV tahun 1981, kepengurusan IPSI melalui Eddie Marzuki Nalapraya, yang bertugas untuk meningkatkan program bidang olahraga dan kembali untuk mengembangkan pencak silat di bidang kesenian, bela diri serta meningkatkan peran pencak silat pendidikan watak dan kepribadian.
Dalam hubungan internasional, yang telah dirintis sejak tahun 1976 dengan negara Singapuran dan Malaysia, dapat ditingkatkan dengan terbentuknya Federasi Internasional pada tanggal 11 Maret 1980 di Jakarta, dengan nama "Persekutuan Pencak Silat antar Bangsa". disingkat dengan PERSILAT. Pencak silat berkembang di luar negeri yaitu di negara-negara Eropa, seperti Belanda, Jerman, Belgia, Denmark, Prancis dan Inggris. Pencak silat juga digemari di negara Australia dan Amerika Serikat. Dengan berkembangnya pencak silat secara meluas, menjadi kewajiban bangsa Indonesia sebagai bangsa yang memiliki atau sebagai sumbernya pencak silat, harus dapat memelihara dan mengembangkannya menjadi lebih baik lagi, terutama pada generasi muda bangsa Indonesia agar dapat menguasai keterampilan pencak silat secara utuh dan menyeluruh.
Kegiatan-kegiatan penting kurun waktu 1973 sampai 1984, adalah sebagai berikut:
- Pelaksanaan PON di Jakarta, sebagai PON prestasi, dimana cabang olahraga pencak silat dipertandingkan untuk pertama kalinya, disusul dengan PON-PON berikutnya.
- Penyelenggaraan kejuaraan nasional Remaja dan Dewasa yang dimulai dari prtandingan di tingkat kabupaten dan provinsi
- Meluasnya organisasi ke seluruh wilayah Indonesia sampai dengan tahun 1982 di semua provinsi di seluruh wilayah Indonesia telah dibentuk Pengurus Daerah IPSI.
- Selain bidang olahraga, mulai digalakkan kembali pembinaan di bidang seni dan beladiri, dengan mengadakan festival demonstrasi pencak silat di daerah-daerah dan tingkat nasional.
- Menampilkan pencak silat dalam pegelaran massal dalam pembukaan kejuaraan cabang-cabang olahraga lain dan Pekan Olahraga Daerah atau Pekan Olahraga Nasional.
- Melakukan pembinaan pencak silat di luar negeri dengan mengirim pelatih dan menatar pesilat-pesilat yang datang ke Indonesia.
- Membantu pelaksnaan program pencak silat di sekolah-sekolah melalui penataran para Penatar Utama Daerah yang bertugas menatar guru-guru olahraga di daerah.
Nah itulah sedkit informasi mengenai sejarah perkembangan IPSI, mohon maaf bila ada kesalahan dan semoga bisa bermanfaat bagi teman-teman Terima kasih
Posting Komentar
Posting Komentar