Berikut ini Soal B. Indonesia Kelas 10 Bab 2 Mengungkapkan Kritik Lewat Senyuman Sesuai dengan Buku Kurikulum Merdeka Tahun 2022.
Bahasa Indonesia Kelas X Bab 2 Mengungkapkan Kritik Lewat Senyuman berisi beberapa pembahsan dan kegiatan pembelajaran, yaitu:
A. Mengidentifikasi Pesan Pada Teks Monolog yang Mengandung Kritik Sosial
B. Menilai Akurasi Kritik Sosial yang Disampaikan
C. Menggunakan Kaidah Bahasa untuk Menyampaikan Kritik
D. Menulis Teks Eksposisi Hasil Penelitian Sederhana Sebagai Bahan untuk Menyampaikan Kritik Sosial
E. Menyajikan Komik Potongan (Comic Strip)
F. Menampilkan Lawakan Tunggal secara Santun
Soal Bahasa Indonesia Kelas X Bab 2 Mengungkapkan Kritik Lewat Senyuman
Jawablah soal-soal berikut ini dengan jawaban yang benar dan tepat!
1. Jelaskan pengertian anekdot!
Jawaban:
Anekdot adalah teks berbentuk cerita yang di dalamnya mengandung humor sekaligus kritik.
Di balik humor atau kelucuan yang ditampilkan, anekdot memiliki pesan yang diharapkan dapat memberikan pelajaran kepada khalayak. Oleh karena itu, isi cerita sebuah anekdot harus mengangkat tema atau masalah yang benar-benar terjadi dan dirasakan masyarakat.
Anekdot dapat berupa teks tertulis, audio, maupun grafik. Dalam bentuk grafik, teks anekdot salah satunya dapat diungkapkan berupa komik.
2. Pernahkan kamu menonton acara Stand Up Comedy di Tv atau YouTube dan media lainnya? Apa yang kamu ketahui tentang anekdot aural berbentuk lawakan tunggal (stand up comedy) tersebut? Jelaskan!
Jawaban:
Lawakan tunggal atau komedi tunggal merupakan penyajian lawakan yang dilakukan seorang diri di atas panggung. Komika, orang yang melakukan lawakan tunggal, menyampaikan sebuah topik dengan cara bermonolog. Melalui lawakan tunggal, seorang komika berusaha mengungkapkan ketidaksetujuan terhadap sesuatu, baik berupa kritik sosial yang berdasarkan penelitian maupun kegelisahan diri. Oleh karena itu, lawakan tunggal disebut juga sebagai komedi cerdas yang menyampaikan pesan bagi para pendengarnya.
3. Suatu anekdot dibentuk oleh orientasi, komplikasi, dan evaluasi. Sekarang, simaklah dengan saksama lawakan tunggal yang akan dibacakan teman kamu berikut. Lalu, identifikasikanlah hal-hal tersebut dari lawakan tunggal yang kalian simak!
Liburan Kuli Bangunan
Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh. Perkenalkan, saya Didi. Di sini ada kuli bangunan? Wah, berarti saya satu-satunya ya di sini. Ngomong-ngomong soal liburan, buat kebanyakan orang, liburan itu obat stres, tapi buat saya malah bikin stres. Datang liburan orang-orang sibuk nyiapin rencana mau liburan ke mana. Saya malah sibuk nyari alasan.
Anak saya minta liburan, “Pak, ingin ke Dufan.”
“Nak, Jakarta banjir.”
“Ya udah Pak, ke Tangkuban Perahu.”
“Nak, perahunya bocor.”
“Ah bilang aja, Bapak gak punya uang.”
“Cerdas!”
Anak saya itu memang jarang liburan. Saya bawa ke tempat kerja saja, menurut dia itu tamasya. Dari pagi sampai sore, dia anteng nyusun lego, pakai batu bata. Kalau orang lain nyusun lego, anak-anak, ya jadi robot, anak saya jadi pos ronda.
Pulang ke rumah ditanya sama istri saya, “Gimana Nak, seru main sama Bapak?”
“Mantap, Mah! Pokoknya udah gede aku mau jadi kuli bangunan.”
“Hey, masa perempuan jadi kuli banguan..”
“Gak apa-apa, Mah, emansipasi!”
Ya, anak saya itu memang jarang liburan, jadi dia itu norak.
Kemarin saja saya bawa ajak mandi bola, dia bawa handuk.
Istri saya langsung ngomong, “Nak, mandi bola gak usah bawa handuk, Kan udah disediain.”
Tapi bukan cuma anak saya, saya juga jarang liburan. Satu-satunya liburan saya ya di acara ini. Buat saya kompetisi ini liburan. Gimana enggak coba? Saya dapat pergi ke Jakarta, tidur di hotel, kasurnya empuk, kalau saya tidur langsung terbayang hal indah. Gak kaya di rumah. Saya ketika tidur langsung terbayang cicilan. Tapi, gara-gara itu saya sering diprotes sama anak saya.
Dia bilang gini, “Bapak curang. Tidur di hotel, makan nasi kotak, tiap hari naik lift.”
“Nak, kan Bapak di sana kerja.”
“Apa Pak? Kerja? Preet! Katanya Jakarta banjir.”
“Nak, iya banjir, makanya Bapak ke Jakarta naik tongkang.”
Anak saya itu sering protes karena dia itu ingin banget ke Jakarta, ingin tahu Dufan. Kalau orang lain, anak yang lain, ingin tahu Dufan dibawa ke Dufan. Anak saya ingin tahu Dufan dibawa ke warnet.
“Tuh Nak, Dufan, Dufan itu.”
Tapi saya jadi tahu walaupun dari warnet, ternyata banyak wahana di Dufan itu, salah satunya rumah miring. Rumah miring, ini kalau mandor saya tahu, dibongkar ini. Saya aja masang bata miring dimarahin. Ini orang dengan sadar tanpa pengaruh alkohol ngebangun rumah miring. Ini anak proyek mana yang bikin? Bikin malu komunitas.
Saya Didi. Terima kasih.
(Diadaptasi dari: https://www.youtube.com/watch?v=AbFyJlBTANs)
Jawaban:
Orientasi, komplikasi, dan evaluasi pada anekdot di atas adalah sebagai berikut:
1. Orientasi adalah bagian anekdot yang berisi pengenalan kondisi atau karakter tokoh, penggambaran hal-hal terkait dengan apa, kapan, dimana, siapa, mengapa, bagaimana, dan gambaran tentang masalah yang akan dihadapi tokoh.
Contoh:
Perkenalkan, saya Didi. Di sini ada kuli bangunan? Wah, berarti saya satu-satunya ya di sini. Ngomong-ngomong soal liburan, buat kebanyakan orang, liburan itu obat stres, tapi buat saya malah bikin stres. Datang liburan orang-orang sibuk nyiapin rencana mau liburan ke mana. Saya malah sibuk nyari alasan.
2. Komplikasi berisi masalah yang dihadapi tokoh. Pada bagian ini, penulis menyampaikan puncak cerita yang mengundang tawa sekaligus kritikan terhadap topik yang diangkat. Bagian ini disebut juga dengan krisis dan reaksi. Krisis atau komplikasi merupakan bagian yang berisi kekonyolan yang menggelitik dan mengundang tawa. Tanggapan atau respons atas krisis yang dinyatakan sebelumnya disebut sebagai reaksi. Reaksi dapat berupa sikap mencela atau menertawakan.
Contoh:
Anak saya minta liburan, “Pak, ingin ke Dufan.”
“Nak, Jakarta banjir.”
“Ya udah Pak, ke Tangkuban Perahu.”
“Nak, perahunya bocor.”
“Ah bilang aja, Bapak gak punya uang.”
“Cerdas!”
3. Evaluasi berisi komentar terhadap isi atau pesan dari fenomena yang telah diceritakan. Bagian ini disebut juga sebagai koda. Namun, bagianvini bersifat pilihan; dapat ada ataupun tidak ada.
Contoh:
Anak saya itu memang jarang liburan.
4. Jelaskan apa hubungan antara anekdot dengan keakuratan sumber informasi?
Jawaban:
Sebagai teks yang berisi fenomena sosial yang benar-benar terjadi di masyarakat, anekdot tidak dapat lepas dari keakuratan sumber
informasi atau fenomena yang diangkat. Kalian harus memiliki sumber informasi yang memadai agar dapat menentukan apakah informasi yang disampaikan berupa fakta, opini, atau asumsi. Dengan membandingkan beberapa informasi yang kalian dapatkan, kalian dapat memperoleh informasi yang lebih akurat dan bertanggung jawab saat menyampaikan kritik.
Salah satu jenis sumber bacaan yang dapat digunakan dalam meyampaikan kritik sosial adalah berita. Berita merupakan salah satu jenis teks eksposisi.
5. Sebutkan kaidah-kaidah bahasa yang digunakan dalam menyampaikan kritik sosial!
Jawaban:
Dalam menyampaikan kritik sosial, kalian dapat menggunakan kaidahkaidah bahasa berikut:
1. Pertanyaan Retoris
Apakah kalian pernah mendapatkan pertanyaan yang sudah jelas jawabannya?
Itulah yang dinamakan pertanyaan retoris. Pertanyaan retoris bisa dijawab oleh penanya itu sendiri. Pertanyaan ini diberikan untuk menyindir,
memberi nasihat, dukungan, atau pesan terhadap orang lain secara halus.
Contoh:
Siapa yang tidak ingin bahagia?
Menurutmu, kamu tak pernah berdosa?
Apakah setiap orang berhak berbuat baik?
2. Majas Sindiran
Majas sindiran merupakan kelompok majas yang mengungkapkan maksud atau gagasan dengan cara menyindir. Tujuannya adalah meningkatkan kesan dan makna kata terhadap pembaca.
3. Kata Kerja Material
Teks anekdot banyak menggunakan kata kerja material, yakni kata yang menunjukkan suatu aktivitas. Hal ini terkait dengan tindakan para tokohnya dan alur yang membentuk rangkaian peristiwa ataupun
kegiatan.
Contoh:
Tatkala melintasi jembatan kecil itu, tiba-tiba orang yang suku Kluet melihat seekor ikan lele di antara bekas orang seumeukruep. Karena kaget, dia langsung berteriak, “Itu!!!”
Anak suku Aceh langsung melompat ke dalam kolam bekas orang mencari ikan tersebut.
6. Majas sindiran terdiri tiga macam, yaitu ironi, sinisme, dan sarkasme. Jelaskan pengertian masing-masing majas tersebut dan berikan contohnya masing-masing!
Majas manakah yang lebih diterima untuk digunakan dalam teks anekdot?
Jawaban:
Majas sindiran terdiri tiga macam, yaitu ironi, sinisme, dan sarkasme yang pengertian dan contohnya masing-masing adalah sebagai berikut:
a. Ironi
Ironi adalah gaya bahasa yang melukiskan suatu maksud dengan mengatakan kebalikan dari keadaan yang sebenarnya dengan maksud menyindir.
Contoh:
Harga kedelai murah sekali sampai pabrik tahu dan tempe tutup karenanya.
b. Sinisme
Sinisme adalah gaya bahasa berupa ejekan atau sindiran menggunakan kata-kata kasar yang disampaikan secara langsung dengan setulus hati.
Contoh:
Untuk apa punya banyak uang jika makan saja harus diatur timbangannya. Biar sewa, yang penting keren.
c. Sarkasme
Majas sarkasme merupakan gaya sindiran yang paling keras di antara tiga majas sindiran yang ada. Majas ini secara terang-terangan menyinggung, menyindir, atau menyerang seseorang atau sesuatu secara langsung, bahkan menggunakan kata-kata yang kasar.
Contoh:
Sudah tahu tidak punya uang, masih saja ingin pergi liburan. Jangan mimpi!
Dari ketiga majas sindiran di atas, majas ironi dan sinisme lebih diterima untuk digunakan dalam teks anekdot. Hal tersebut terjadi karena kritik sosial yang disampaikan dalam teks anekdot bersifat santun.
7. Jelaskan pengertian teks eksposisi laporan!
Jawaban:
Teks eskposisi laporan adalah teks yang menyampaikan sebuah gagasan atau temuan berdasarkan hasil sebuah penelitian atau peristiwa yang terjadi.
8. Sebutkan dan jelaskan langkah-langkah dalam menulis teks eksposisi hasil penelitian sederhana sebagai bahan untuk menyampaikan kritik sosial!
Jawaban:
Berikut ini langkah-langkah dalam menulis teks eksposisi hasil penelitian sederhana sebagai bahan untuk menyampaikan kritik sosial:
1. Tentukan topik fenomena sosial yang akan kalian gali lebih dalam.
Pilihlah topik yang kalian temui dalam kehidupan sehari-hari,
contohnya kebiasaan membaca di sekolah.
2. Tentukan siapa atau apa yang akan menjadi responden atau sumber data penelitian kalian. Kalian dapat memilih teman-teman, keluarga, atau orang lain di sekitar kalian sebagai responden sesuai dengan topik yang diangkat. Semakin banyak responden penelitian, semakin valid hasil penelitiannya.
3. Rumuskan hal-hal yang ingin kalian ketahui dari topik yang dipilih dalam bentuk pertanyaan. Contoh pertanyaan yang dapat dibuat
adalah, berapa jam yang kalian habiskan untuk membaca buku dalam sepekan? Buku apa saja yang kalian baca? Hal apa saja yang jadi pertimbangan kalian dalam memilih buku bacaan?
4. Tentukan cara pengambilan data. Apakah survey akan dilakukan dengan menyebarkan angket isian atau berupa wawancara.
5. Kumpulkan data sesuai dengan cara pengambilan data yang telah dipilih.
6. Olah data yang telah didapat. Kalian dapat mengolah data dengan menggunakan persentase, misalnya berapa persen yang menjawab A, B, atau C.
7. Sajikan data kalian dalam bentuk teks eksposisi laporan. Teks disajikan dengan struktur sebagai berikut:
a. Pernyataan pendapat
Tuliskan pendapat kalian terhadap topik yang akan dibahas.
Sampaikan pula pendapat kalian mengenai alasan pemilihan topik sehingga penting untuk dibahas.
b. Argumen/hasil penelitian
Sampaikan hasil penelitian kalian dengan jelas. Kalian juga dapat menampilkan tabel, grafik, atau diagram untuk menunjukkan
data yang diperoleh.
c. Penegasan ulang/simpulan
Sampaikan simpulan atau penegasan pendapat kalian terhadap hasil yang sudah dibahas.
9. Apa yang kamu ketahui tentang komik potongan atau comic strip?
Jawaban:
Selain dalam bentuk tulisan atau lisan, anekdot juga dapat disampaikan melalui grafis atau gambar, salah satunya melalui komik. Pada bagian sebelumnya, kalian sudah melihat beberapa contoh komik yang memuat unsur humor sekaligus kritik.
Ada berbagai jenis komik, salah satu yang sering digunakan adalah komik potongan atau comic strip. Komik ini biasanya terdiri atas empat panel (dapat kurang atau lebih), bukan berbentuk buku. Panel adalah satu bingkai atau kotak pada komik yang berisi satu adegan saja.
10. Sebutkan langkah-langkah untuk membuat komik potongan!
Jawaban:
Berikut ini adalah langkah-langkah untuk membuat komik potongan.
1. Tentukanlah cerita yang akan kalian tuangkan dalam komik tersebut.
Contoh: Penggunaan Masker untuk Semua
Pada suatu hari, seorang ibu dan anaknya yang masih kecil pergi berbelanja ke toko buku untuk membeli perlengkapan prakarya. Tiba-tiba, sang anak melihat petugas razia masker. Semua pengunjung pasar harus menggunakan masker karena sedang terjadi persebaran virus yang berbahaya. Pada saat itu, sang ibu sudah memakai masker, tetapi sang anak tidak. Ia berpikir bahwa masker hanya wajib digunakan oleh orang dewasa. Namun, sang anak menimpali, “Memangnya virus tidak menyerang anak kecil?”
Sang ibu pun mencari cara agar anaknya tidak dirazia. Saat melihat isi tas belanjaan mereka, sang ibu pun mendapat ide untuk menggunakan selotip sebagai masker untuk anaknya. Ia berpikir bahwa itu adalah ide yang solutip.
Ketika mereka bertemu petugas razia, petugas razia kaget dan menegur ibu tersebut. Petugas menyampaikan bahwa masker wajib dipakai oleh orang dewasa maupun anak-anak.
2. Ubahlah cerita yang kalian miliki ke dalam naskah komik. Karena panel yang akan kita gunakan terbatas, kalian harus memilih adegan-adegan inti dalam cerita tersebut. Berikut ini merupakan format skenario naskah komik yang diambil dari contoh cerita di atas.
3. Buatlah sketsa gambar. Kalian dapat menggambar sendiri komik yang kalian buat. Kalian juga dapat menggunakan foto-foto yang gerakannya disesuaikan dengan rencana naskah yang dibuat.
4. Setelah yakin dengan sketsa yang sudah dibuat, kalian dapat menebalkan dan mewarnai sketsa itu hingga menjadi komik yang utuh.
11. Ada beberapa istilah yang terdapat dalam naskah lawakan tunggal (stand up comedy) sebagai sarana menyampaikan kritik terhadap fenomena yang terjadi, yaitu: Set up, Punch, Bit, dan Rule of three.
Jelaskan pengertian masing-masing istilah tersebut disertai dengan contohnya!
Jawaban:
Beberapa istilah yang terdapat dalam naskah lawakan tunggal (stand up comedy):
1. Set up
Set up merupakan bagian tidak lucu yang berperan sebagai pengantar lelucon yang disampaikan. Bagian ini biasanya berisi informasi. Pada teks anekdot, set up berfungsi sama dengan krisis.
Contoh:
Anak saya itu memang jarang liburan.
2. Punch
Punch atau punchline merupakan bagian yang mengandung unsur humor dan seharusnya mengundang tawa penonton. Pada bagian ini, komika menyajikan kejutan atau reaksi terhadap set up yang diberikan. Punch disebut juga sebagai pembelok pikiran penonton karena berisi sesuatu yang di luar kewajaran atas set up yang diberikan. Pada teks anekdot, punch berfungsi sama dengan reaksi.
Contoh:
Saya bawa ke tempat kerja saja, menurut dia itu tamasya. Dari pagi sampai sore dia anteng nyusun lego, pakai batu bata. Kalau orang lain nyusun lego, anak-anak, ya jadi robot, anak saya jadi pos ronda.
3. Bit
Sepasang kesatuan set up dan punch yang membahas satu subtema disebut dengan bit. Sebuah naskah terdiri dari beberapa bit yang saling berkaitan. Bit merupakan bagian kecil dari naskah lawakan tunggal.
Contoh:
Anak saya itu memang jarang liburan. Saya bawa ke tempat kerja saja, menurut dia itu tamasya. Dari pagi sampai sore dia anteng nyusun lego, pakai batu bata. Kalau orang lain nyusun lego, anakanak, ya jadi robot, anak saya jadi pos ronda.
4. Rule of three
Rule of three merupakan sebuah cara untuk mengundang tawa penonton. Rule of three digunakan melalui penyampaian tiga hal atau contoh sesuatu. Akan tetapi, contoh yang ketiga berupa hal lucu atau punch. Contoh ketiga berisi hal yang tidak terduga, tetapi tetap masih berkaitan dengan contoh sebelumnya.
Contoh:
Dia bilang gini, “Bapak curang. Tidur di hotel, makan nasi kotak, tiap hari naik lift.”
Posting Komentar
Posting Komentar