Kumpulan Soal (Esai/Uraian) Materi Cerita Rakyat
1. Mengapa hikayat dapat dikembangkan menjadi sebuah cerpen?2. Apa saja struktur Hikayat?
3. Apa tujuan hikayat?
4. Apa yang dimaksud komplikasi pada struktur teks Hikayat?
5. Langkah-langkah pembuatan hikayat?
6. Sebutkan langkah langkah menyampaikan isi hikayat secara lisan?
7. Sebutkan langkah langkah menceritakan kembali cerita rakyat?
8. Jelaskan macam-macam latar dalam cerita rakyat!
9. Adakah perbedaan antara hikayat dan dongeng? Jelaskan dengan bahasamu sendiri!
10. Jelaskan tentang jenis-jenis hikayat berdasarkan isinya!
11. Jelaskan tentang definisi hikayat menurut pendapatmu!
12. Jelaskan tentang ciri-ciri hikayat!
13. Jelaskan tentang unsur pembangun dalam hikayat!
14. Jelaskan perbedaan antara nilai-nilai dan amanat dalam sebuah hikayat!
15. Tuliskan langkah-langkah yang harus diperhatikan sebelum menceritakan isi hikayat!
16. Jelaskan berbagai nilai yang ada dalam hikayat!
17. Tuliskan langkah-langkah yang harus diperhatikan untuk mengembangkan hikayat menjadi sebuah cerpen!
18. Jelaskan perbedaan jenis cerita rakyat Sage dan Legenda! Dan berikan masing-masing contohnya!
19. Jelaskan perbedaan jenis cerita rakyat Mite dan Fabel! Dan berikan masing-masing contohnya!
20. Tuliskan unsur intrinsik hikayat!
Jawaban:
1.Sebenarnya hikayat dapat dikembangkan menjadi sebuah cerpen, karena keduanya berbentuk prosa, perbedaan keduanya lebih cenderung pada unsur alur dan gaya bahasa yang digunakan. Gaya bahasa hikayat cenderung monoton dan klise yang dapat diubah menjadi cerpen dengan gaya bahasa lebih menarik dan disesuaikan dengan kondisi saat ini.
2.
2.
Struktur Hikayat
Abstraksi. Merupakan ringkasan ataupun inti dari cerita yang akan dikembangkan menjadi rangkaian-rangkaian peristiwa atau bisa juga gambaran awal dalam cerita. ...
Orientasi. Adalah bagian teks yang berkaitan dengan waktu, suasana, maupun tempat yang berkaitan dengan hikayat tersebut.
Komplikasi.
Evaluasi.
Resolusi.
Koda.
3.
Abstraksi. Merupakan ringkasan ataupun inti dari cerita yang akan dikembangkan menjadi rangkaian-rangkaian peristiwa atau bisa juga gambaran awal dalam cerita. ...
Orientasi. Adalah bagian teks yang berkaitan dengan waktu, suasana, maupun tempat yang berkaitan dengan hikayat tersebut.
Komplikasi.
Evaluasi.
Resolusi.
Koda.
3.
Seperti yang tertulis dalam pengertian Hikayat menurut KBBI, fungsi dari karya sastra ini adalah sebagai pelipur hati gundah, pembangkit semangat untuk berjuang, atau sekadar hanya untuk meramaikan suatu pesta.
4.
4.
Pada bagian struktur teks hikayat, komplikasi akan berisikan urutan berbagai kejadian yang dihubungkan sesuai dengan sebab dan akibat. Pada bagian komplikasi berbagai konflik mulai dimunculkan dan konflik berlangsung dengan terus menerus.
5.
5.
Langkah-langkah Membuat Sinopsis Hikayat
1. Terlebih dahulu membaca naskah aslinya untuk mengetahui kesan terpenting penulis secara umum.
2. Mencatat gagasan pokok atau menggaris bawahi gagasan utama yang terpenting.
3. Tulislah ringkasan yang sesuai dengan gagasan utama yang ditemukan sesuai dengan langkah kedua.
4. Gunakan kalimat yang jelas, mudah dipahami, efektif, dan menarik untuk membuat rangkaian cerita singkat yang bisa menggambarkan apa yang akan diceritakan dalam karangan aslinya.
5. Untuk menulis dialog atau monolog tokoh, cukup secara garis besarnya saja.
6. Sinopsis yang dibuat tidak boleh menyimpang dari isi secara keseluruhannya.
1. Terlebih dahulu membaca naskah aslinya untuk mengetahui kesan terpenting penulis secara umum.
2. Mencatat gagasan pokok atau menggaris bawahi gagasan utama yang terpenting.
3. Tulislah ringkasan yang sesuai dengan gagasan utama yang ditemukan sesuai dengan langkah kedua.
4. Gunakan kalimat yang jelas, mudah dipahami, efektif, dan menarik untuk membuat rangkaian cerita singkat yang bisa menggambarkan apa yang akan diceritakan dalam karangan aslinya.
5. Untuk menulis dialog atau monolog tokoh, cukup secara garis besarnya saja.
6. Sinopsis yang dibuat tidak boleh menyimpang dari isi secara keseluruhannya.
6.
Membaca cerita dengan cermat dan teliti.
Memahami isi cerita secara utuh dan menyeluruh.
Memerhatikan urutan cerita serta unsur-unsur intrinsik cerita.
Menentukan pokok-pokok cerita yang menjadi bagian penting dari cerita.
Merangkaikan kembali pokok-pokok cerita secara urut dan lengkap.
7.
Memahami isi cerita secara utuh dan menyeluruh.
Memerhatikan urutan cerita serta unsur-unsur intrinsik cerita.
Menentukan pokok-pokok cerita yang menjadi bagian penting dari cerita.
Merangkaikan kembali pokok-pokok cerita secara urut dan lengkap.
7.
Langkah-langkah agar bisa menceritakan kembali isi dongeng.
1. Membaca secara berulang-ulang cerita. yang akan diceritakan.
2. Mencatat nama-nama pelaku dalam. cerita.
3. Mencatat tempat-tempat kejadian yang. terdapat dalam cerita.
4. Mencatat hal-hal penting (gagasan po- kok) cerita.
5. Menulis/melisankan kembali cerita yang. ...
6. Latihan untuk menceritakan kembali.
7. Menceritakan kembali cerita.
1. Membaca secara berulang-ulang cerita. yang akan diceritakan.
2. Mencatat nama-nama pelaku dalam. cerita.
3. Mencatat tempat-tempat kejadian yang. terdapat dalam cerita.
4. Mencatat hal-hal penting (gagasan po- kok) cerita.
5. Menulis/melisankan kembali cerita yang. ...
6. Latihan untuk menceritakan kembali.
7. Menceritakan kembali cerita.
8.
a. Latar tempat, yaitu penggambaran tempat kejadian, seperti Bandung, Surabaya, dan sebagainya
b. Latar waktu, yaitu penggambaran waktu kejadian, seperti pagi hari pada tanggal 17 Agusuts 1945.
c. Latar sosial, yaitu penggambaran kehidupan sosial budya yang melatarbelakangi terjadinya adegan atau peristiwa, misalnya masyarakat Betawi, Melayu, dan Sunda.
9. Pemilihan kata-kata dalam hikayat jauh lebih indah dibandingkan dalam dongeng. Dalam penulisannya pun, hikayat ditulis dengan pemilihan diksi-diksi indah.
10. Jika dilihat berdasarkan isinya, dalam sastra Melayu, hikayat dapat dikelompokkan dalam tiga jenis, yaitu:
a. Jenis rekaan, seperti: hikayat Malim Dewa
b. Jenis sejarah, seperti: hikayat Hang Tuah, hikayat Pattani, dan hikayat Raja-Raja Pasai
c. Jenis biografi, seperti: hikayat Abdullah dan hikayat Sultan Ibrahim bin Adam
b. Latar waktu, yaitu penggambaran waktu kejadian, seperti pagi hari pada tanggal 17 Agusuts 1945.
c. Latar sosial, yaitu penggambaran kehidupan sosial budya yang melatarbelakangi terjadinya adegan atau peristiwa, misalnya masyarakat Betawi, Melayu, dan Sunda.
9. Pemilihan kata-kata dalam hikayat jauh lebih indah dibandingkan dalam dongeng. Dalam penulisannya pun, hikayat ditulis dengan pemilihan diksi-diksi indah.
10. Jika dilihat berdasarkan isinya, dalam sastra Melayu, hikayat dapat dikelompokkan dalam tiga jenis, yaitu:
a. Jenis rekaan, seperti: hikayat Malim Dewa
b. Jenis sejarah, seperti: hikayat Hang Tuah, hikayat Pattani, dan hikayat Raja-Raja Pasai
c. Jenis biografi, seperti: hikayat Abdullah dan hikayat Sultan Ibrahim bin Adam
11. Hikayat termasuk salah satu bentuk sastra karya prosa lama yang isinya berupa cerita, kisah, dongeng maupun sejarah. Umumnya, hikayat mengisahkan tentang kepahlawanan seseorang, lengkap dengan keanehan, kekuatan/kesaktian, dan mukjizat sang tokoh utama.
12. Ciri-ciri hikayat adalah sebagai berikut:
a. Anonim, artinya pengarangnya tidak dikenal
b. Isi cerita berkisar pada tokoh-tokoh raja dan keluarganya (istana sentris)
c. Bersifat pralogis, yaitu mempunyai logika tersendiri yang tidak sama dengan logika umum, ada juga yagn menyebut fantastis
d. Menggunakan bahasa klise, artinya mengunakan bahasa yang diulang-ulang
e. Bersifat tradisional, artinya meneruskan budaya/tradisi/kebiasaan yang dianggap baik
f. Menceritakan kisah universal manusia, seperti peperangan antara yang baik dengan yang buruk, dan dimenangkan oleh yang baik.
13. Dalam karya sastra kita mengenal dua unsur, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.
a. Unsur intrinsik merupakan unsur yang menyusun sebauh karya sastra dari dalam yang mewujudkan struktur suatu karya sastra, seperti tema, tokoh dan penokohan, alur dan pengaluran, latar dan pelataran, dan pusat pengisahan.
b. Unsur ekstrinsik merupakan unsur yang membentuk karya sastra dari luar sastra itu sendiri.
14. Perbedaan antara amanat dan nilai-nilai:
a. Amanat: pesan yang akan disampaikan pengarang lewat karyanya
b. Nilai-nilai: tuntunan perilaku hidup seseorang. Untuk itu, nilai-nilai biasanya tampak pada karakter tokoh cerita tersebut.
12. Ciri-ciri hikayat adalah sebagai berikut:
a. Anonim, artinya pengarangnya tidak dikenal
b. Isi cerita berkisar pada tokoh-tokoh raja dan keluarganya (istana sentris)
c. Bersifat pralogis, yaitu mempunyai logika tersendiri yang tidak sama dengan logika umum, ada juga yagn menyebut fantastis
d. Menggunakan bahasa klise, artinya mengunakan bahasa yang diulang-ulang
e. Bersifat tradisional, artinya meneruskan budaya/tradisi/kebiasaan yang dianggap baik
f. Menceritakan kisah universal manusia, seperti peperangan antara yang baik dengan yang buruk, dan dimenangkan oleh yang baik.
13. Dalam karya sastra kita mengenal dua unsur, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.
a. Unsur intrinsik merupakan unsur yang menyusun sebauh karya sastra dari dalam yang mewujudkan struktur suatu karya sastra, seperti tema, tokoh dan penokohan, alur dan pengaluran, latar dan pelataran, dan pusat pengisahan.
b. Unsur ekstrinsik merupakan unsur yang membentuk karya sastra dari luar sastra itu sendiri.
14. Perbedaan antara amanat dan nilai-nilai:
a. Amanat: pesan yang akan disampaikan pengarang lewat karyanya
b. Nilai-nilai: tuntunan perilaku hidup seseorang. Untuk itu, nilai-nilai biasanya tampak pada karakter tokoh cerita tersebut.
15. Sebelum menceritakan isi hikayat ada langkah-langkah yang perlu diperhatikan, antara lain sebagai berikut.
a. Mencari hikayat yang akan dibaca
b. Membaca seluruh isi hikayat
c. Memahami isi yang ada dalam hikayat
d. Mencatat nilai-nilai yang ada dalam hikayat
e. Menyusun kembali hikayat dengan memerhatikan isi dan nilai-nilai di dalamnya.
a. Mencari hikayat yang akan dibaca
b. Membaca seluruh isi hikayat
c. Memahami isi yang ada dalam hikayat
d. Mencatat nilai-nilai yang ada dalam hikayat
e. Menyusun kembali hikayat dengan memerhatikan isi dan nilai-nilai di dalamnya.
16. Nilai-nilai dalam hikayat, sebagai berikut:
a. Nilai moral merupakan nilai yang menyangkut tingkah laku atau budi pekerti yang baik maupun yang buruk
b. Nilai budaya berhubungan dengan kebiasaan, adat istiadat, atau kepercayaan-kepercayaan terhadap sesuatu hal
c. Nilai sosial, terkait dengan rasa kebersamaan dan saling membantu sesamanya. Misalnya, membalas jasa orang yang telah menolong kita.
d. Nilai agama berhubungan dengan ajaran-ajaran agama tertentu.
17. Untuk dapat mengembangkan hikayat menjadi sebuah cerpen perlu dipahami langkah-langkahnya, antara lain sebagai berikut.
a. Meringkas atau membuat sinopsis sebuah penggalan hikayat
b. Mendaftar konflik-konflik antar tokoh dalam penggalan hikayat
c. Memilih konflik yang menarik
d. Mengembangkan pilihan konflik menjadi cerpen
18. Sage adalah cerita yang berdasarkan peristiwa sejarah yang bercampur fantasi rakyat. Contoh: Ciung, Wanara, Lutung Kasarung. Sedangkan Legenda adalah cerita rakyat yang berisikan tentang asal mula terjadinya suatu gempat, gunung, dan sebagainya. Contoh: Sangkuriang dan Malin Kundang.
19. Mite adalah cerita yang mempunyai latar belakang sejarah, dipercaya masyarakat, sebagai cerita yang benar-benar terjadi, dianggap suci, banyak mengandung hal-hal yang ajaib, dan umumnya ditokohi oleh dewa. Contoh: Nyi Roro Kidul dan Dewi Sri. Sedangkan Fabel adalah cerita yang menggambarkan watak manusia yang pelakunya diperankan oleh binatang. Contoh: Si Kancil dengan Buaya.
20.
a. Nilai moral merupakan nilai yang menyangkut tingkah laku atau budi pekerti yang baik maupun yang buruk
b. Nilai budaya berhubungan dengan kebiasaan, adat istiadat, atau kepercayaan-kepercayaan terhadap sesuatu hal
c. Nilai sosial, terkait dengan rasa kebersamaan dan saling membantu sesamanya. Misalnya, membalas jasa orang yang telah menolong kita.
d. Nilai agama berhubungan dengan ajaran-ajaran agama tertentu.
17. Untuk dapat mengembangkan hikayat menjadi sebuah cerpen perlu dipahami langkah-langkahnya, antara lain sebagai berikut.
a. Meringkas atau membuat sinopsis sebuah penggalan hikayat
b. Mendaftar konflik-konflik antar tokoh dalam penggalan hikayat
c. Memilih konflik yang menarik
d. Mengembangkan pilihan konflik menjadi cerpen
18. Sage adalah cerita yang berdasarkan peristiwa sejarah yang bercampur fantasi rakyat. Contoh: Ciung, Wanara, Lutung Kasarung. Sedangkan Legenda adalah cerita rakyat yang berisikan tentang asal mula terjadinya suatu gempat, gunung, dan sebagainya. Contoh: Sangkuriang dan Malin Kundang.
19. Mite adalah cerita yang mempunyai latar belakang sejarah, dipercaya masyarakat, sebagai cerita yang benar-benar terjadi, dianggap suci, banyak mengandung hal-hal yang ajaib, dan umumnya ditokohi oleh dewa. Contoh: Nyi Roro Kidul dan Dewi Sri. Sedangkan Fabel adalah cerita yang menggambarkan watak manusia yang pelakunya diperankan oleh binatang. Contoh: Si Kancil dengan Buaya.
20.
a. Plot (alur cerita), yakni rangkaian peristiwa yang saling berhubungan dan membentuk kesatuan cerita
b. Tokoh, yakni sejumlah orang yang mengalami perubahan nasib berdasarkan keputusan, sikap, dan tindakan yang dipilihkan ketika menghadapi masalah
c. Setting, yakni tempat terjadinya peristiwa yang dikisahkan dalam hikayat.
d. Tema, yakni gagasan pokok pikiran yang digunakan pengarang untuk mengembangkan cerita
e. Sudut pandang pengarang (point of view), yakni posisi diri yang dipiih pengarang ketika mengembangkan cerita, apakah ia sekaligus sebagai salah satu pelaku (narrator acting), pengamat (narrator observer), ataukah berlaku sebagai pelaku dan sekaligus pengamat (narrator omnicient).
f. Bahasa yang digunakan pengarang untuk mengomunikasikan gagasan-gagasannya. Setiap orang yang memiliki gaya (style) yang berbeda dalam pemilihan kata, simbol, dan gaya bahasa untuk mengungkapkan gagasannya.
b. Tokoh, yakni sejumlah orang yang mengalami perubahan nasib berdasarkan keputusan, sikap, dan tindakan yang dipilihkan ketika menghadapi masalah
c. Setting, yakni tempat terjadinya peristiwa yang dikisahkan dalam hikayat.
d. Tema, yakni gagasan pokok pikiran yang digunakan pengarang untuk mengembangkan cerita
e. Sudut pandang pengarang (point of view), yakni posisi diri yang dipiih pengarang ketika mengembangkan cerita, apakah ia sekaligus sebagai salah satu pelaku (narrator acting), pengamat (narrator observer), ataukah berlaku sebagai pelaku dan sekaligus pengamat (narrator omnicient).
f. Bahasa yang digunakan pengarang untuk mengomunikasikan gagasan-gagasannya. Setiap orang yang memiliki gaya (style) yang berbeda dalam pemilihan kata, simbol, dan gaya bahasa untuk mengungkapkan gagasannya.
Posting Komentar
Posting Komentar