Berikut rangkuman materi PKN kelas 7 Bab 1 Kurikulum Merdeka.
LATAR BELAKANG SEJARAH PANCASILA
Sebelum mempelajari sejarah kelahiran Pancasila, sebaiknya kita pahami lebih dulu kehidupan bangsa Indonesia di masa lampau, sebagai berikut ini:
- Masa sejarah awal
- Zaman kerajan Nusantara
- Zaman penjajahan
- Zaman kebangkitan nasional
Sejak zaman dahulu, nilai-nilai Pancasila sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat negara Indonesia ini. Maka para ahli pun menyebut bahwa Pancasila memang "digali dari bumi Indonesia sendiri."
A. Masa Sejarah Awal
Awal Beberapa peninggalan purba menunjukkan bahwa nilai-nilai Pancasila sudah ada sejak dahulu. Di masa pra aksara sebelum abad ke-3 Masehi, nilai ketuhanan saat itu antara lain terlihat pada sarana upacara keagamaan, seperti nekara atau gong perunggu yang ditemukan di banyak tempat, mulai dari Sumatra hingga Alor, Nusa Tenggara Timur.
Nilai kemanusiaan dan persatuan juga berkembang yang terlihat pada jejak-jejak peradaban lama, dan patung-patung purba. Jejak peradaban di zaman pra aksara itu, antara lain adalah lukisan di dinding gua. Banyak tempat di Indonesia terdapat lukisan gua, seperti di Wamena Papua, di Leang-leang Sulawesi Selatan, hingga di pedalaman Kalimantan.
Sekitar abad ke-5, berdiri kerajaan Tarumanegara di Jawa Barat, kerajaan Kutai di Kalimantan Timur disusul kerajaan Kalinga di Jawa Tengah. Prasasti batu bertulis dari zaman itu menunjukkan ketenteraman yang menjadi penanda nilai persatuan, hingga kerakyatan dan keadilan sosial. Masyarakat dalam keadaan damai dan makmur.
B. Masa Kerajaan Nusantara
Kemakmuran bangsa Indonesia makin meningkat di akhir abad ke-7.
Di Sumatra muncul kerajaan besar Sriwijaya, disusul oleh Wangsa Sanjaya dan Syailendra di Jawa.
Kerajaan kembar itu membangun Candi Borobudur sebagai candi umat Buddha terbesar di dunia, serta Candi Prambanan sebagai candi umat Hindu.
Candi-candi itu menunjukkan adanya nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial yang kuat.
Setelah itu hadir kerajaan Islam seperti Samudera Pasai, Demak, hingga Ternate. Agama Islam dan Bahasa Melayu berkembang ke seluruh Nusantara.
Budayawan WS Rendra (1935-2009) menyebut zaman Demak sebagai “zaman renaisans” atau kebangkitan Nusantara. Perdagangan dan kesenian berkembang pesat, termasuk wayang.
Di masa kerajaan-kerajaan Nusantara yang makmur tersebut, nilai ketuhanan dan keadilan sosial sangat menonjol. Tiga nilai lain Pancasila yakni kemanusiaan, persatuan, dan kerakyatan juga berkembang baik.
C. Masa Penjajahan
Makmurnya negeri ini mengundang orang asing datang dari Tiongkok, India, Arab, lalu Eropa untuk berdagang. Namun bangsa-bangsa Eropa kemudian mulai menjajah Nusantara.
Hal itu dilakukan oleh bangsa Portugis, Spanyol, Inggris, dan akhirnya Belanda yang menjajah selama sekitar 350 tahun.
Di Sumatra terjadi perlawanan oleh Sultan Iskandar Muda, Sultan Badaruddin, Si Singamaraja, Imam Bonjol dalam Perang Paderi (1803-1837) dan Cut Nya’ Dhien dalam Perang Aceh (1873-1904).
- Di Jawa terjadi Perang Diponegoro (1825-1830).
- Pattimura di Maluku.
- Jelantik di Bali
- Pangeran Antasari di Kalimantan.
- Sultan Babullah di perairan Maluku dan Papua.
- Hang Tuah di Selat Malaka.
- Sultan Hasanuddin di Laut Sulawesi dan Laut Jawa.
Dengan nilai ketuhanan yang kuat, para pahlawan pun berjuang untuk menegakkan nilai kemanusiaan dan nilai persatuan.
D. Masa Kebangkitan Nasional
Memasuki abad ke-20, upaya bangsa Indonesia melawan penjajah lewat gerakan politik.
Budi Utomo yang diprakarsai Wahidin Sudirohusodo berdiri pada tanggal 20 Mei 1908.
Sarekat Islam pimpinan Cokroaminoto.
Muhammadiyah pimpinan K.H. Ahmad Dahlan.
Nahdlatul Ulama pimpinan K.H. Hasyim Asy’ari.
Indische Partij yang dibentuk Douwes Dekker, Cipto Mangunkusumo, dan Ki Hajar Dewantara (kemudian diasingkan ke Belanda).
Pulang ke Tanah Air, Dewantara mendirikan Taman Siswa.
Perjuangan melalui karya sastra juga muncul seperti Abdul Muis, Marah Rusli dan para penulis Balai Pustaka. Guna menyadarkan masyarakat agar terus berjuang untuk merdeka.
Puncaknya adalah adanya Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928, saat para pemuda bersumpah untuk “bertumpah darah, berbangsa, dan berbahasa yang satu, yakni Indonesia.” Setelah Sumpah Pemuda, nama Indonesia makin sering dipakai.
Soekarno pun mendirikan partai bernama Partai Nasional Indonesia, kemudian diasingkan ke Ende.
Tahun 1942 Jepang datang dan menggantikan Belanda sebagai penjajah.
KELAHIRAN PANCASILA
1. Merancang Dasar Negara
Jepang membentuk lembaga yang dinamai Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPKI). Guna menyiapkan segala hal yang diperlu untuk menjadikan Indonesia merdeka.
BPUPKI didirikan pada tanggal 29 April 1945, dipimpin oleh dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat. Jumlah anggotanya 69 orang terdiri dari berbagai suku bangsa di Indonesia, wakil suku keturunan asing, serta wakil Jepang.
Pada tanggal 28 Mei 1945, BPUPKI diresmikan. Kantornya di gedung Chuo Sangi-in yang sekarang menjadi Gedung Pancasila di Kementerian Luar Negeri, di Jakarta. Dalam peresmian itu bendera Indonesia merah putih dan bendera Jepang secara bersama. Wakil Indonesia mengibarkan bendera Jepang, sedangkan wakil Jepang mengibarkan bendera merah putih.
BPUPKI pun mulai bersidang. Sidang pertama BPUPKI ini berlangsung dari 29 Mei sampai 1 Juni 1945.
- Sidang Pertama atau sidang resmi (29 Mei - 1 Juni 1945) membahas dasar negara.
- Sidang kedua atau sidang tak resmi (10 - 17 Juli 1945) membahas rancangan Undang-Undang Dasar.
- kebangsaan Indonesia.
- internasionalisme atau peri kemanusiaan.
- mufakat atau demokrasi.
- kesejahteraan sosial.
- ketuhanan Yang Maha Esa.
- jumlah jari ada 5.
- panca indera ada 5.
- bagi umat Islam jumlah rukum Islam ada 5.
- Soekarno
- Mohammad Hatta
- Mohammad Yamin
- Ahmad Subarjo
- AA Maramis
- Abdulkahar Muzakir
- Agus Salim
- Abikusno Cokrosuyoso
- Abdul Wahid Hasyim.
- Ketuhanan dijadikan sila pertama.
- Kemanusiaan tetap menjadi sila kedua.
- Persatuan yang mencakup kebangsaan menjadi sila ketiga.
- Kerakyatan yang mencakup musyawarah atau demokrasi menjadi sila keempat.
- Keadilan atau kesejahteraan menjadi sila kelima.
- Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.
- Kemanusiaan yang adil dan beradab.
- Persatuan Indonesia.
- Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.
- Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
- Pembukaan Dasar hukum tertulis negara. Rumusan Pancasila itu tercantum di dalam bagian pembukaan tersebut.
- Menetapkan Soekarno dan Hatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia.
- Membentuk Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP).
Posting Komentar
Posting Komentar