Materi PPKN Kelas 7 Bab 1: Sejarah Kelahiran Pancasila

Posting Komentar

Rangkuman Materi PPKN Kelas 7 Kurikulum Merdeka Bab 1: Sejarah Kelahiran Pancasila ini harap disimak dengan baik.

Kehidupan bangsa Indonesia dimasa lampau itu dapat dibagi menjadi: 1) masa sejarah awal, 2) zaman kerajaan nusantara, 3) zaman penjajahan dan 4) zaman kebangkitan nasional.


1. Masa Sejarah Awal

Di masa pra aksara, sebelum abad ketiga masehi nilai ketuhanan saat itu antara lain terlihat pada sarana upacara keagamaan seperti nekara atau Gong perunggu yang ditemukan dibanyak tempat mulai dari Sumatera hingga Alor Nusa Tenggara Timur.

Nilai kemanusiaan dan persatuan terlihat dari lukisan gua seperti di Wamena Papua di leang-leang Sulawesi Selatan hingga di pedalaman Kalimantan.

Nilai kemanusiaan juga terwujud dengan adanya patung-patung purba seperti di lembah bada Sulawesi Tengah maupun di Gunung Dempo Sumatera Selatan dan semakin berkembang setelah ada prasasti Batu tertulis.

Sekitar abad ke-5 Berdiri Kerajaan Tarumanegara di Jawa Barat Kerajaan Kutai di Kalimantan Timur disusul Kerajaan Kalingga Dimas di Jawa Tengah dan meninggalkan prasasti Batu bertulis di mana menunjukkan ketentraman yang menjadi penanda nilai persatuan hingga kerakyatan dan keadilan sosial.


2. Masa Kerajaan Nusantara

Kemakmuran bangsa Indonesia makin meningkat di akhir abad ke-7. Di Sumatera muncul kerajaan besar Sriwijaya, disusul oleh Wangsa Sanjaya dan Syailendra di Jawa, kerajaan kembar itu membangun Candi Borobudur sebagai Candi umat Buddha terbesar di dunia serta Candi Prambanan sebagai Candi umat Hindu.

Candi-candi itu menunjukkan adanya nilai-nilai ketuhanan kemanusiaan persatuan kerakyatan hingga keadilan sosial yang kuat. Setelah itu hadir kerajaan Islam seperti Samudra Pasai, Demak hingga Ternate. Agama Islam dan Bahasa Melayu berkembang ke seluruh Nusantara.

Budayawan WS Rendra menyebut zaman Demak itu sebagai zaman Raise Renaissance atau kebangkitan nusantara, di masa kerajaan-kerajaan nusantara yang makmur tersebut nilai ketuhanan dan keadilan sosial sangat menonjol diikuti perkembangan nilai kemanusiaan persatuan dan kerakyatan.


3. Masa penjajahan

Makmurnya negeri ini mengundang orang asing untuk dagang untuk datang berdagang lama-lama menjajah, hal itu dilakukan oleh bangsa Portugis, Spanyol, Inggris dan akhirnya Belanda yang menjajah selama sekitar 350 tahun.

Terjadi banyak perlawanan di daerah seperti di Sumatera terjadi perlawanan oleh Sultan Iskandar Muda, Sultan Badaruddin, Si Simangaraja, Imam Bonjol dalam perang Paderi dan Cut Nyak Dien dalam Perang Aceh di Jawa terjadi Perang Diponegoro Pattimura di Maluku Jelantik di Bali Pangeran Antasari di Kalimantan Sultan Babullah di perairan Maluku dan papua Hangtuah di Selat Malaka Sultan Hasanuddin Hasanuddin di laut sulawesi dan laut Jawa.

Perlawanan di daerah tersebut menunjukkan nilai ketuhanan nilai kemanusiaan dan nilai persatuan.


4. Masa Kebangkitan Nasional

Memasuki abad ke-20, muncullah gerakan politik seperti Budi Utomo yang diprakarsai Wahidin Sudirohusodo berdiri pada tanggal 20 Mei 1908, Sarekat Islam pimpinan Cokroaminoto, Muhammadiyah pimpinan Kiai Haji Ahmad Dahlan, Nahdlatul Ulama pimpinan Kyai Haji Hasyim Asy'ari dan Indische Partij yang dibentuk oleh Douwes Dekker Tjipto Mangunkusumo dan Ki Hajar Dewantara.

Setelah pulang dari pengasingannya, Ki Hajar Dewantara itu mendirikan Taman Siswa. perjuangan melalui karya sastra juga muncul seperti Abdul Muis, Marah Roesli dan para penulis Balai Pustaka, puncaknya adalah adanya Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1980. Para pemuda bersumpah untuk bertumpah darah berbangsa dan berbahasa yang satu yakni Indonesia.  

Soekarno pun mendirikan partai bernama Partai Nasional Indonesia, kemudian tahun 1942 Jepang datang dan menggantikan Belanda sebagai penjajah dan Indonesia terus berjuang melawan penjajahan tersebut. Berjuang untuk Merdeka itu berarti menegakkan nilai kemanusiaan dan persatuan.


Kelahiran Pancasila

Jepang yang saat itu Tengah perang melawan pasukan sekutu dalam Perang Dunia ke-2 terdesak dan berusaha merangkul bangsa Indonesia agar terus mendukung Jepang. Jepang membentuk lembaga yang dinamai Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK).

Tugas lembaga ini adalah membuat rencana atau menyiapkan segala hal yang diperlukan untuk menjadikan Indonesia merdeka. BPUPK inilah lembaga yang menjadi tempat kelahiran Pancasila.

BPUPK didirikan pada tanggal 29 April 1945 dipimpin oleh Radjiman Widyodiningrat, jumlah anggotanya 69 orang terdiri dari berbagai suku bangsa di Indonesia wakil sekutu dan asing serta wakil dari Jepang. Pada tanggal 28 Mei 1945 BPUPK diresmikan kantornya di gedung Chuo Sangi In yang sekarang menjadi Gedung Pancasila di Kementerian Luar Negeri di Jakarta.

Sidang pertama BPUPK berlangsung dari 29 Mei sampai 1 Juni 1945, inti dari sidang tersebut adalah perumusan dasar negara, para tokoh nasional berpidato di kesempatan tersebut di antaranya adalah Muhammad Yamin yang berpidato pada tanggal 26 Mei dan Soepomo dua hari sesudahnya.

Hari lahir Pancasila Pada hari sidang terakhir BPUPK, Ir. Soekarno mengusulkan lima untuk menjadi dasar negara yaitu:

- kebangsaan Indonesia

- internasionalisme atau prikemanusiaan

- mufakat atau demokrasi

- Kesejahteraan Sosial dan

- Ketuhanan Yang Maha Esa


Soekarno juga mengusulkan nama Pancasila untuk dasar negara: "Saya menambahkan ini dengan petunjuk seorang teman kita ahli bahasa namanya ialah Pancasila sila artinya azas atau dasar dan di atas kelima dasar Inilah kita mendirikan negara Indonesia yang kekal dan abadi" tegasnya.

Pada tanggal 1 Juni 1945, semua peserta sidang BPUPK sepakat dengan nama Pancasila, maka tanggal 1 Juni kemudian dijadikan sebagai Hari Lahir Pancasila.

Perumusan Pancasila Pancasila adalah 5 hal yang masih akan dirumuskan kembali, tentang angka 5 tersebut, Ir Soekarno menyebut bahwa angka 5 itu memiliki banyak simbolik seperti jumlah jari ada 5 panca indra ada lima serta bagi umat Islam jumlah rukun Islam juga ada lima didukung oleh salah seorang peserta sidang BPUPK yang menyampaikan Satria Wayang Pandawa juga berjumlah lima.

Kemudian sembilan orang pun ditunjuk untuk merumuskan kata-kata yang menjadi isi Pancasila, yaitu di Soekarno, Muhammad Hatta, Muhammad Yamin, Ahmad Soebardjo, A.A. Maramis, Abdul Kahar Muzakir, Agus Salim, Abikusno Cokrosuyoso dan Abdul Wahid Hasyim.

Karena jumlah anggotanya sembilan orang, maka panitia itu dinamakan Panitia Sembilan. Soekarno ditunjuk menjadi ketua dan Hatta sebagai wakilnya, pada bulan Juli tersebut anggota saling berdiskusi hingga mencapai rumusan.

Lalu disepakati Indonesia menjadi negara kebangsaan bukan negara agama dengan sila ketuhanan menjadi sila yang pertama. Musyawarah Panitia Sembilan pun dilanjutkan hingga malam tanggal 22 Juni 1945, usulan dari Soekarno itu diubah urutannya menjadi ketuhanan dijadikan sila pertama, kemanusiaan tetap menjadi sila ke-2, Persatuan yang mencakup kebangsaan menjadi sila ke-3, kerakyatan yang mencakup musyawarah atau demokrasi menjadi Sila ke-4, dan keadilan kesejahteraan menjadi sila ke-5.

Penetapan Pancasila, BPUPK mengadakan sidang kedua pada tanggal 10-14 Juli 1945 di Pejambon Jakarta, isinya membahas tentang rancangan dasar hukum tertulis yang hasilnya akan dijadikan undang-undang dasar negara Indonesia yang hendak didirikan.

Seluruh anggota BPUPKI setuju naskah Piagam Jakarta yang telah disusun jadikan sebagai bagian pembukaan dari dasar hukum tertulis tersebut dan rumusan Pancasila terdapat di dalam Pembukaan tersebut. Karena tugasnya sudah berakhir BPUPK pun dibubarkan.

Pancasila dan Proklamasi Kemerdekaan, saat kekuatan Jepang mulai melemah terutama setelah sekutu membom Kota Hiroshima dengan bom atom pada tanggal 6 Agustus 1945 Jepang tidak ingin terlihat lemah di mata Indonesia. Kemudian tanggal 8 Agustus 1945 Soekarno Hatta dan Radjiman diterbangkan ke kota Saigon Vietnam, saat itulah Jenderal Jepang seolah menyajikan mendukung Indonesia merdeka.

Jenderal Jepang menyebut Indonesia boleh Merdeka setelah tanggal 24 Agustus 1945, saat itu juga disepakati membentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau PPKI sebagai pengganti BPUPK. Soekarno menjadi ketua PPKI dan Hatta ditunjuk sebagai wakilnya.

PPKI pun mulai bersidang pada tanggal 16 Agustus 1945 di Jakarta untuk menyiapkan kemerdekaan Indonesia, tetapi para tokoh pemuda seperti Wikana dan Khairul Saleh mendesak agar Indonesia secepatnya Merdeka. Maka tanggal 17 Agustus 1945 Soekarno-Hatta atas nama seluruh rakyat Indonesia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

Penetapan dasar negara, Indonesia sudah merdeka maka dasar negara yang sudah ada berupa Pancasila perlu ditetapkan, meski sudah disepakati pada sidang sebelumnya banyak halangannya. Sehingga rumusan Pancasila berubah menjadi sama persis seperti isi Pancasila saat ini. Tanggal 18 Agustus 1945 PPKI melakukan sidang yang isinya: menetapkan pembukaan dasar hukum tertulis negara yang dimana rumusan Pancasila itu tercantum di dalam bagian pembukaan, menetapkan Soekarno dan Hatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia, serta membentuk Komite Nasional Indonesia Pusat atau KNIP.

Materi Sekolah Lengkap


Materi Kelas 4


Materi Kurikulum Merdeka Kelas 7


PTS 12 2023


CP


Related Posts

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter

Iklan