Puisi akhir tahun dengan judul puisi pelataran yang kurindukan, bagaimana cerita puisi tentang akhir tahun dalam bait puisi rindu yang dipublikasikan blog berkas puisi.
Untuk lebih jelasnya cerita puisi tentang rindu di akhir tahun disimak saja berikut ini puisi berjudul pelataran yang kurindukan.
PUISI PELATARAN YANG KURINDUKANOleh : Refniyati
Jingga fajar memutih, terangi sejagad cakrawala. Emas hitam nan pekat masih basah, ditetesi bulir embun yang tergelincir di ujung daun. Jatuh beruntun di ambang musim akhir tahun.
Hembusan angin membawa raga kembali pada pengempunya
Tentang bahasa rindu yang tertumpah tinta pena yang membait warna; merah muda, kelabu, hitam, putih tersusun rapih. Diksi-diksi terpilih
pada lembaran kertas putih, disertai aksara sapta titimangsa membentuk kidung prayitna
Lembar kedua Desember menyela. Membakar rinduku yang telah lama membara. Harap sukma lekas bertemu, kini terjabah sudah bait-bait do’a
Kau yang kurindukan.
Bukanlah negeri disebalik awan. Bukan juga puri yang rupawan.
Bukan pula istana raja ratu kerajaan. Ialah desaku yang masih pᥱrawan,
Tanah lahirku dan dibesarkan
Tempat bernaung kasih di pelataran
Sei kijang, 02/12/17
Demikianlah Puisi Akhir Tahun | Pelataran yang Kurindukan, baca juga puisi puisi akhir tahun lainnya atau puisi puisi rindu yang telah dipublikaskan Katabijake.com semoga puisi tentang rindu diatas dapat menghibur.
Posting Komentar
Posting Komentar