Berikut ini SMAN2MGL Sajikan Bahasa Indonesia Kelas 10 Materi 2 : MENGUNGKAPKAN KRITIK LEWAT SENYUMAN Kurikulum Merdeka Sesuai dengan Buku Terbitan Tahun 2022.
Materi 2 MENGUNGKAPKAN KRITIK LEWAT SENYUMAN
A. Mengidentifikasi Pesan Pada Teks Monolog yang Mengandung Kritik Sosial
B. Menilai Akurasi Kritik Sosial yang Disampaikan
C. Menggunakan Kaidah Bahasa untuk Menyampaikan Kritik
D. Menulis Teks Eksposisi Hasil Penelitian Sederhana Sebagai Bahan untuk Menyampaikan Kritik Sosial
E. Menyajikan Komik Potongan (Comic Strip)
F. Menampilkan Lawakan Tunggal secara Santun
Penjelasan Selengkapnya pada materi 2 Bahasa Indonesia Kls X :
A. Mengidentifikasi Pesan Pada Teks Monolog yang Mengandung Kritik Sosial
Dalam artikel Mengidentifikasi Pesan Pada Teks Monolog yang Mengandung Kritik Sosial berikut, terdapat pada buku paket yang diterbitkan oleh Kemdikbud.
Materi dalam artikel ini dapat digunakan oleh guru, orang tua maupun peserta didik sendiri sebagai bahan sumber belajar.
Berikut adalah materi gagasan dan pesan yang disampaikan dalam teks monolog lawakan tunggal secara kritis dan reflektif.
Kali ini kalian akan menyimak anekdot aural berbentuk lawakan tunggal (stand up comedy). Lawakan tunggal atau komedi tunggal merupakan penyajian lawakan yang dilakukan seorang diri di atas panggung. Komika, orang yang melakukan lawakan tunggal, menyampaikan sebuah topik dengan cara bermonolog. Melalui lawakan tunggal, seorang komika berusaha mengungkapkan ketidaksetujuan terhadap sesuatu, baik berupa kritik sosial yang berdasarkan penelitian maupun kegelisahan diri. Oleh karena itu, lawakan tunggal disebut juga sebagai komedi cerdas yang menyampaikan pesan bagi para pendengarnya.
Suatu anekdot dibentuk oleh orientasi, komplikasi, dan evaluasi.
1.Orientasi adalah bagian anekdot yang berisi pengenalan kondisi atau karakter tokoh, penggambaran hal-hal terkait dengan apa, kapan, dimana, siapa, mengapa, bagaimana, dan gambaran tentang masalah yang akan dihadapi tokoh.
Contoh: Perkenalkan, saya Didi. Di sini ada kuli bangunan? Wah, berarti saya satu-satunya ya di sini. Ngomong-ngomong soal liburan, buat kebanyakan orang, liburan itu obat stres, tapi buat saya malah bikin stres. Datang liburan orang-orang sibuk nyiapin rencana mau liburan ke mana. Saya malah sibuk nyari alasan.
2.Komplikasi berisi masalah yang dihadapi tokoh. Pada bagian ini, penulis menyampaikan puncak cerita yang mengundang tawa sekaligus kritikan terhadap topik yang diangkat. Bagian ini disebut juga dengan krisis dan reaksi. Krisis atau komplikasi merupakan bagian yang berisi kekonyolan yang menggelitik dan mengundang tawa. Tanggapan atau respons atas krisis yang dinyatakan sebelumnya disebut sebagai reaksi. Reaksi dapat berupa sikap mencela atau menertawakan.
Contoh: Anak saya minta liburan, “Pak, ingin ke Dufan.”
“Nak, Jakarta banjir.”
“Ya udah Pak, ke Tangkuban Perahu.”
“Nak, perahunya bocor.”
“Ah bilang aja, Bapak gak punya uang.”
“Cerdas!”
3.Evaluasi berisi komentar terhadap isi atau pesan dari fenomena yang telah diceritakan. Bagian ini disebut juga sebagai koda. Namun, bagian ini bersifat pilihan; dapat ada ataupun tidak ada.
Contoh: Anak saya itu memang jarang liburan.
B. Menilai Akurasi Kritik Sosial yang Disampaikan
Pengertian Kritik Sosial Menurut Para Ahli
Menurut Hantisa Oksinata, Kritik Sosial Adalah salah satu bentuk komunikasi di dalam masyarakat yang berfungsi sebagai kontrol terhadap jalannya sebuah sistem sosial atau proses bermasyarakat
Menurut Abar, Kritik Sosial Adalah suatu bentuk komunikasi dalam masyarakat yang bertujuan atau berfungsi sebagai kontrol terhadap jalannya sebuah sistem sosial atau proses bermasyarakat.
Jenis Jenis Kritik Sosial
Kritik sosial dapat dikelompokkan menjadi dua jenis , yakni :
Kritik yang Dilakukan Secara Terbuka
Kritik sosial secara terbuka berarti kegiatan penilaian, analisis atau kajian terhadap keadaan suatu masyarakat tertentu yang dilakukan secara langsung.
Kritik yang Dilakukan Secara Tertutup
Dapat berupa tindakan-tindakan simbolis yang menyiratkan penilaian maupun terhadap keadaan sosial suatu masyarakat secara tidak langsung.
Dalam Kasus Khusus (Karya Sastra), Retnasih Membagi Kritik Sosial Menjadi Sembilan Jenis:
1. Politik yaitu kritik yang muncul seiring dengan terjadinya ketimpangan dan aspek-aspek politik di antaranya meliputi pengaruh, kekuasaan, dan kewenangan.
2. Ekonomi yaitu kritik yang muncul akibat adanya ketimpangan ekonomi di masyarakat, misalnya pengangguran, tingginya harga bahan pokok, kelaparan, dan kurangnya lapangan pekerjaan.
3. Pendidikan yaitu kritik yang disebabkan adanya masalah yang disebabkan oleh faktor pendidik dan peserta didik itu sendiri.
4. Kebudayaan yaitu kritik yang muncul akibat adanya masalah-masalah yang terjadi akibat penyimpangan terhadap unsur-unsur kebudayaan.
5. Moral yaitu kritik yang bertujuan untuk menyampaikan nilai-nilai kebenaran dan mengkritik nilai-nilai moral yang tidak memperhatikan segi kemanusiaan, serta norma-norma yang ada dalam suatu masyarakat.
6. Keluarga yaitu kritik yang muncul akibat adanya disorganisasi dalam keluarga. Disorganisasi dalam keluarga muncul akibat adanya konflik sosial adanya perbedaan pandangan atau faktor ekonomi.
7. Agama yaitu kritik yang muncul akibat lemahnya pondasi iman manusia, sehingga manusia tidak mampu untuk menjalankan perintah Tuhan. Ketidakmampuan tersebut menimbulkan penyelewengan yang mengakibatkan masalah-masalah sosial.
8. Gender yaitu kritik yang muncul akibat adanya subordinasi terhadap wanita, yakni wanita dianggap lemah dan tidak bisa memimpin, serta wanita diposisikan di bawah laki-laki.
9. Teknologi yaitu kritik yang muncul akibat sikap manusia yang terlalu bergantung pada teknologi dan kurang memberdayagunakan diri sendiri
Bentuk Kritik Sosial
Kritik sosial memiliki beberapa bentuk :
Secara Langsung
Beberapa bentuk kritikan langsung yaitu dapat berupa aksi sosial, aksi unjuk rasa, dan demonstrasi.
Tidak Langsung
Bentuk kritikan secara tidak langsung antara lain kritik melalui lagu, kritik melalui puisi, kritik melalui film, aksi teatrikal dan lain sebagainya. Berbagai bentuk kritik sosial memiliki pengaruh dan dampak sosial yang penting didalam kehidupan masyarakat.
Tujuan Kritik Sosial
Menurut al-Jilani, Tujuan Kritik Sosial Adalah untuk meningkatkan moral spiritual.
Menurut al-‘Ilaq, Tujuan Kritik Sosial adalah :
1. Untuk melampiaskan kemarahan dari kondisi tertekan dan kesusahan.
2. Untuk mengungkapkan kebobrokan yang memalukan.
C. Menggunakan Kaidah Bahasa untuk Menyampaikan Kritik
Kaidah bahasa, dalam hal ini kaidah bahasa Indonesia akan sangat penting dalam penerapannya pada penulisan ilmiah. Kaidah bahasa harus sesuai dengan Panduan Umum Ejaaan Bahasa Indonesia atau disebut sebagai PUEBI.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam tata tulis atau ejaan yaitu:
- Penulisan huruf
- Penulisan huruf kapital
- Penulisan huruf kapital atau besar biasanya dilakukan pada awal kata khusus untuk gelar atau pangkat, nama negara, nama orang, lembaga, bulan atau hari besar (penting), Tuhan dan keagamaan. Selain itu, penulian huruf kapital juga dilakukan dalam keseluruhan kata seperti judul.
- Penulisan huruf miring
- Penulisan huruf miring biasanya dilakukan untuk judul, penegasan atau pengkhususan kata, dan istilah asing atau nama ilmiah.
Penulisan kata
- Kata dasar, ditulis sebagai satuan yang berdiri sendiri. Seperti kata makan, tidur, beli, dan lain sebagainya.
- Kata turunan dan berimbuhan, ditulis bersamaan dengan kata dasarnya. Gabungan kata yang diimbuhi dengan awalan, akhiran, atau awalan dan akhiran yang ditulis dengan kata dasar.
- Kata ulang, ditulis secara lengkap menggunakan tanda hubung (-), baik kata dasar yang diulang maupun dengan imbuhan.
- Kata majemuk, ditulis secara terpisah antar katanya, kecuali kata majemuk yang sudah diakui sebagai satuan kata.
- Kata ganti, seperti ku (aku), kau (engkau), mu (kamu), nya (dia) ditulis serangkai atau bersama dengan kata sebelum atau sesudahnya.
- Kata depan, seperti di, ke, dari ditulis secara terpisah dari kata sesudahnya. Kecuali kata yang sudah dianggap padu, maka harus digabung.
- Kata pun, ditulis secara terpisah dari kata sebelumnya. Kecuali kata yang sudah dianggap padu, maka harus digabung.
- Kata per, ditulis secara terpisah dari kata yang mendampinginya. Hal ini karena per dapat diartikan dengan tiap, demi, atau mulai.
Pemberian tanda baca, seperti:
- Tanda titik (.), biasanya digunakan pada akhir kalimat, pemisahan waktu (detik, menit, jam).
- Tanda koma (,), biasanya digunakan untuk pemisah dalam sebuah rincian atau unsur.
- Tanda tanya (?), biasanya digunakan dalam sebuah kalimat berisi pertanyaan.
- Tanda seru (!). biasanya digunakan dalam sebuah kalimat berisi perintah, ajakan, atau untuk menegaskan
- Berisi informasi dan pengetahuan
- Penulisan yang lugas, padat, singkat, dan jelas
- Bahasa yang baku
- Objektif dan tidak memihak.
- Struktur Teks Eksposisi
- Tesis atau pernyataan
- Rangkaian argumen
- Penegasan ulang pendapat
E. Menyajikan Komik Potongan (Comic Strip)
F. Menampilkan Lawakan Tunggal secara Santun
Posting Komentar
Posting Komentar